Rabu, 03 April 2013

Naskah Drama 7 orang (Komedi)


 Casting

  • Nurlele
  • Bule Pernandes Silitonga
  • Pha Nchi Tan
  • Iman Soliman
  • Joko wipupu
  • Jamile
  • Kasiaton

 sutradara: Sylvia Mahardika


Sinopsis

Nurlele, gadis lumayan bule yang mengisi senjanya dengan membatik menggunakan canting kesayangannya. hingga Pha Nchi Tan, seorang gadis keturunan Cina-Cina’an tertarik untuk memesan sebuah kain batik kepadanya. Hal ini tentu saja sangat berkesan bagi Nurlele, hanya saja dia sedang tak ingin repot untuk beberapa hari ini.
Nurlele sempat berpacaran dengan seorang laki-laki bernama Joko Wipupu. dan ketika Joko menggoda Pha Nchi, dia pun cemburu.
Nurlele tak pernah tahu bahwa karya tangannya dalam membuat batik akan disenangi oleh banyak orang. Dan faktanya memang benar, sampai Bule yang bernama Pernandes Silitonga pun jatuh cinta kepada batik-batik buatan Nurlele. Ia diminta untuk membuatkan batik, tapi yang ada si Bule itu malah merampas kain-kain batik yang sedang dijemur Nurlele. Dia sedih, karna Kehormatannya diambil oleh Bule jadi-jadian itu. sebuah kehormatan bangsa Indonesia. symbol dari salah-satu kebudayaan bangsa Indonesia. Batik.











TREATMENT

1.       Pha Nchi Tan kagum dengan batik-batik buatan Nurlele terutama pada bando dan syal milik nurlele.
2.       Joko wipupu yang berperan sebagai orang bolot muncul dan tertarik dengan Pha Nchi Tan. Dia menggoda Pha Nchi dan memberikan sebatang coklat kepadanya. Kemudian Si Nurlele cemburu melihat peristiwa itu.
3.       Saat Pha Nchi dan Joko sedang menikmati nuansa romantic, seorang pengamen jalanan bernama Iman Soliman muncul dan menyadari bahwa ia mengenal Pha Nchi. Ternyata Pha Nchi adalah teman sepermainannya dulu.
4.       Joko cemburu dengan Iman Soliman yang berhasil mengalihkan perhatian Pha Nchi terhadapnya. Ditambah Nurlele menyanyikan lagu Hancur Hatiku
5.       Datanglah bule yang bernama Pernandes silitonga yang berteriak-teriak menanyakan adakah seseorang yang bisa membatik. tak ada yang menggubrisnya kecuali Nurlele.
6.       Saat si Bule akan menanyai Nurlele, Jamile dan Kasiaton terkejut akan kehadiran bule tersebut. Ia berhasil membuat penyakit lebay Jamile dan Kasiaton Kambuh.
7.       Pha Nchi menanyakan apa yang sebenarnya di inginkan Si bule itu. Dan ternyata ia menginginkan segala yang berbau batik yang dikenakan oleh Nurlele dan kawan-kawan.
8.       Nurlele dan kawan-kawannya tentu tidak memberikan segala identitas negaranya diambil begitu saja oleh bule jadi-jadian ini.
9.       Pernandes Silitonga pun berpura-pura pergi padahal ia ingin mengambil 3 kain batik milik Nurlele yang sedang ia jemur di kursi. dan Pernandes pun berhasil mendapatkan sebuah kehormatan Nurlele. yang tentu saja kehormatan Kita semua, bangsa Indonesia.



 
“Bule, Kembalikan Kehormatanku”
oleh : Sylvia Mahardika

Tadi masih terlihat senja merapat dan menggumpalkan awan jingga. Menambah keindahan taman yang terletak dipesisir pantai ini. Dan seorang gadis lumayan bule terjaga dengan kain, dan cantingnya. Namanya Nurlele. Tak beberapa lama, datanglah seorang gadis berparas kecina-cina’an, namanya Pha Nchi Tan. Rupanya ia kagum dengan Batik cantingan Nurlele dan berniat untuk memesannya.
Pha Nchi              : “Haiya, bagus sekali a batik kamu. oek mau dibuatin ya. nama oek Pha Nchi Tan.” (menjabat tangan Nurlele)
Nurlele                 : (berjabatan) “saya Nurlele mbak panci. Anu, saya sih mau buatkan mbak. Tapi tidak sekarang.” (sambil tersenyum)
Pha Nchi              : “haiya, tak papa tak papa. tenang saja sama saya. Itu bando dan syalnya bagus. Batik kembang-kembang a?” (sambil menunjuk kepala Nurlele)
Nurlele                 : “haiya alashola, kamsya a. xie-xie”

kemudian seorang laki-laki berwajah setengah tampan mendekatinya, namanya Joko wipupu. dan terjadilah percakapan yang sepertinya agak kurang jelas ini.. oya, joko wipupu bolot pemirsa.

joko                       : (logat jawa kental) “assalamualaikum mbak, sendirian wae?” (sambil bongkok)
Pha Nchi              : (Linglung) “wa’alaikumsalam, haiya. Lu olang sapa ha? sudah tau saya sama eneng ini pakai tanya.” (sambil menunjuk Nurlele)
joko                       : “tidak tidak. saya bukan ohang. saya joko. joko wipupu. mbak siapa?” (menjabat tangan Pha Nchi Tan)
Nurlele                 : (berdehem keras sekali) “Hak’akhem hem hem”
Joko                       : “Kenapa Nurlele? Batuk? Nih minum paramex” (nyodorin obat paramex)
Nurlele                 : (mengambilnya dengan Kesal )
Joko                       : “siapa namanya mbak? kok diam?” (mencolek Pha Nchi)
Pha Nchi              : (mangap) “saya? saya Pha Nchi Tan.” (menjabat tangan joko)
joko                       : (menggumam pelan) “raine uayu. tapi jenenge? mbooookk. panci coy. gak sisan dandang??”
Pha Nchi              : (tak sadar berlogat jawa dan berteriak) “heh boloooot. aku krungu !”
Joko                       : (berwajah sok cool. berbicara dengan nada bijak dan berwibawa) “sudah mbak. tidak perlu takut. disini tidak ada jenglot. ada mas joko disini. nih buat mbak . (nyodorin coklat)

mereka berdua berpandangan. NurLele cemburu. Karena Joko wipupu adalah mantan kekasihnya dulu. Tapi, ya sudahlah.  Disela-sela pandangan mereka, muncullah seseorang yang aneh. Menampakkan wajah yang sangat memprihatinkan. Membawa gitar yang tak berselempang. Namanya Iman Soliman.

iman                      : (berdehem) “ehem . permisi mbak,mas. saya iman soliman. anak jalanan yang punya impian. rela berkorban tapi sering dicampakkan. saya akan menyanyikan lagu Bondan. semoga anda senang dan memberikan saya uang.” (nyanyi yasudahlah)
joko                       : (menghentikan iman) “heh.. heh.. heh.. jangan lagu itu kuman. yang judul ‘yasudahlah’ saja. ayo. nanti aku bayar 6750.”
pha Nchi              : “haiya, sudahlah. tak usa di dengalkan. dia itu bolot. sok atuh nyanyi”
Nurlele                 : “iya iman ayo nyanyi.” (berteriak seakan menyemangati)
iman                      : “sebentar mbak, mas.” (berlutut dan menengadahkan tangan) “Ya allah, iman salah apa ya allah????? salah apaaa?? iman capek dengan hidup ini. capek.” (bermelankolis tapi semacam lebay)

Tapi  Joko Wipupu dan Pha Nchi Tan hanya menunjukkan paras yang kagum. mereka tak menyadari bahwa Iman Soliman sangat jengkel kepada mereka. Namun, sedetik kemudian Iman sadar bahwa perempuan cantik yang berlogat cina-cina’an itu dikenalnya. teman sepermainannya dulu. Iman kaget dan Pha Nchi pun juga. Ah, mereka romantis.

Iman                      : (Berdiri dan melihat kearah Joko dan Pha Nchi) “Loh ? Loh? Loh?” (sambil tangan telunjuknya seakan mengulang apa yang dia katakan)
Joko, Pha Nchi   : (pasang muka datar)
Iman                      : “Mbak Panci kan? iya kan? iya dong. Aku Iman mbak. Iman yang 17 tahun lalu menjadi teman sepermainanmu dan sempat memendarkan rasa cinta untukmu.” (sambil ngibasin rambut)
Pha Nchi              : (spontan berdiri dan menyerahkan coklatnya ke Joko) “Oh Iman” (berhambur ke Iman)
Nurlele                 : (bernyanyi dan bermaksut untuk menyindir Joko) “Hancur-hancur hancur hatiku. hatiku hancur..”

Pause !!! Melihat kelakukan Pha Nchi,ditambah Nurlele yang menyanyi lagu Hancur Hatiku, Joko pun kesal. Ia marah. Hatinya terbakar pemirsa. Ya, dia cemburu dan memutuskan untuk pergi. Tapi Nurlele mencegahnya.. Play !!!

Joko                       : (kesal dan mulai marah) “opo-opo’an iki? ya allah, ini hatiku ya? (sambil menggambarkan symbol hati pada kedua tangannya dan seakan membelahnya menjadi dua) ‘kratak’. Oke kalo ini mau kalian. aku yang akan pergi. aku!”
Nurlele                 : “Jangan mas pupu!” (seperti berlari tapi di perlambat)
Joko                       : “apa? kenapa? sudahlah jangan cegah aku.”
Nurlele                 : “huwalah, yasudahlah. silahkan pergi.”
Joko                       : (berteriak) “JANGAN CEGAH AKU !”
Nurlele                 : (berteriak juga) “MASYA ALLAH ! yang mencegah itu SIAPAAAAA?”
Joko                       : (berbicara dengan nada rendah dan sedikit tenang) “Oke. kalau kamu mencegah. aku tetap disini” (tersenyum kepada Nurlela)
Nurlele                 : (mengelus dada)

Tiba-tiba di tengah perselisihan antara Joko dan Nurlele, datang seorang bule hitam, tinggi, bertingkah laku aneh, berjalan setengah pincang sambil membawa kain putih dan berteriak-teriak menanyakan adakah seseorang yang bisa membatik.  Namanya Pernandes Silitonga. Namun, Tak ada yang mendengarkan teriakan Si Bule kecuali Nurlele.

Silitonga               : (menghampiri kerumunan orang dengan berjalan pincang dan berteriak) “WOY !! saya bule papan atas. My name is Pernandes Silitonga. Now, kamu kamu kamu kamu bisa membuat kan saya batik tidak? ”
Semua tokoh disana serempak mengatakan “TIDAK”
Nurlele                 : “Tapi saya bisa mister” (menunduk)

Saat Silitonga akan menanyai Nurlele, Kasiaton dan Jamile datang. Mereka adalah salah dua sahabat Nurlele yang sama sekali jauh dari sempurna. Mereka penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Dan saat melihat Si Bule, aksi lebay Kasiaton dimulai.

Kasiaton               : “Hey hey semua. Kasih datang. Ada apa ini sepi sekali?” (dengan gaya lebaynya)
Jamile                   : “Jamile juga datang. maaf telat yah” (gaya syahrini)
Iman                      : “Kamu diam, atau aku tampar?” (dengan nada yang amat datar)
Pha Nchi              : (hampir menampar pipi Iman dan tidak jadi. akhirnya menjambak) “Haiya,oek lupa a oek gak bole tampar-tampar orang lagi a,jangan Kasal-kasal iman.”
Iman                      : “Iya Panciku” (tersenyum)
Jamile                   : (membentak) “Hey! Kita serius!”
Pha Nchi              : “oek duarius a!”
Kasiaton               : “Duarius kan pacarnya Atit? hah? Oke. abaikan! (menghampiri Nurlele) lele, ada apa sih?”
Nurlele                 : “Anu ton, jam. Ini si mister minta dibuatkan batik.” (sambil menunjuk bule)
Jamile                   : “Oh My… so setan kali ni bule?? item. Unyu.” (menghampiri bule)
Iman                      : “Amit-amit jabang bayi”
Joko                       : “Ya Allah Jamil e ! kamu Minus berapa? kok mau sama siluman Bule itu?”
Iman                      : “Lah!!!!!!! Tos dulu bro.”
Joko                       : (Tos) “Heh Kuman ! ngapain kamu! jauh-jauh dari saya.”
Jamile                   : (sinis) “ih berisik deh. biarin aja. mending sama Mister ini daripada sama abang pupu. bolot sih ! ya ngga mister?”
Kasiaton               : (menarik lengan Jamile) “jangan deket-deket Jam! Mister mister, saya bisa loh buat batik. nih liat deh, tas saya udah batik. Muka saya juga.”
Silitonga               : “tenang Girls. I love you too , I love you too.”
Jamile                   : “Handsome-mu gak nguati mister” (sambil benahin rambut)
Pha Nchi              : (membentak) “Kalian ini ngapain sih?”
Joko                       : “mbak panci, sini sama om !”
Pha Nchi              : “Ihhh”
Nurlele                 : “STOP ! Ini kenapa Laki-lakinya ga ada yang bener sih? aton jugak. ganjen. ayo sini kalian berdua.” (membentak Jamile dan Kasiaton)
Kasiaton & Jamile : (muka sedih)
Pha Nchi              : “teman-teman! mundur. oke Mister Silitonga, sekarang apa mau anda a?”
Silitonga               : “saya mau kalian memberikan benda yang kalian pakai itu. pokoknyo berbau batik.ayo. saya memaksa kalian ini.” (berjalan mondar-mandir dengan kaki setengah pincang)
Iman                      : “Heh Bule sempel! ini Batik akan selalu menjadi symbol bangsaku.” (suara Lantang, keras,dan Tegas)
Jamile                   : “kebudayaanku!” (sambil mengepalkan tangan)
Kasiaton               : “Coretan dan lengkungannya akan selalu menjadi keindahan dalam sanubariku!” (menjunjung Tinggi tas-nya)
Pha Nchi              : “akan selamanya menjadi milik Indonesiaku a!”
Nurlele                 : “Martabatku!”
Joko                       : “Pokok’e Mak Nyus!”
semua menoleh kearah Joko.
Silitonga               : “wah wah wah.. Kuper sekali anda. yauda kalo itu mau kalian. saya akan pergi.” (dengan sigap langsung mengambil kain-kain batik buatan Nurlele yang sedang dijemur di Kursi-kursi) “terimakasih sahabat yang kuper” (berlari meninggalkan orang-orang dengan gaya diperlambat)
SEMUA KAGET
Jamile                   : “TUNGGU!”
Kasiaton               : “JANGAN!”
Pha Nchi              : “PERGI!”
Iman                      : “MISTER!”
Nurlele                 : (terduduk dan berteriak) “BULEEEE, KEMBALIKAN KEHORMATANKUUUUUU!!!!!”
Joko                       : “HATI-HATI MISTER. WA’ALAIKUMUSSALAM WARAHMATULLAHI WABARAKATU”
all                            : “JOKOOOO BOLOOOTT!!!!”

Dan akhirnya, Mister Pernandes Silitonga pun berhasil dengan sukses merampas “Kehormatan” bangsa Indonesia. yaitu salah tiga Batik buatan Nurlele.

TAMAT